Memperhatikan perkembangan anak sejak usia dini adalah hal yang penting. Sayangnya, orangtua sering abai dengan hanya memperhatikan perkembangan motoriknya saja. Orangtua biasanya memperhatikan anak sudah bisa apa, seperti bisa duduk, merangkak, dan lain sebagainya. Tapi di sisi lai perkembangan psikologis anak pun harus diperhatikan.
Ya, memperhatikan perkembangan psikologi anak juga tidak kalah pentingnya, karena itu sangat erat kaitannya dengan kematangan emosi dan kondisi mental saat dewasa nanti. Lalu, bagaimana perkembangan psikologi anak yang ideal? Untuk mencapai perkembangan yang maksimal, anak harus melewati beberapa tahapan berikut ini.
1. Tahapan Trust dan Mistrust (0-1 Tahun)
sumber: pexels.com
Tahapan yang paling pertama adalah tahap pembangunan kepercayaan dan ketidakpercayaan atau biasa disebut dengan istilah trust and mistrust. Tahap ini akan berlangsung pada anak berusia 0 hingga 1 tahun. Pada tahap ini, anak akan mengembangkan sikap percaya atau tidak percaya pada sesuatu berdasarkan pada faktor sosial yang ada.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat rasa percaya si kecil adalah kualitas hubungan Mams dengan si kecil dan bagaimana cara Mams mengasuhnya. Anak yang diasuh dengan penuh kasih sayang dan diberikan rasa aman cenderung memiliki rasa percaya dan harapan yang tinggi. Jadi, pastikan Mams mendidik si kecil tanpa melibatkan unsur-unsur negatif seperti mengancam anak, menakut-nakuti, dan lain sebagainya.
2. Tahap Autonomy dan Shame and Doubt (1-3 tahun)
sumber: pixabay.com
Setelah si Kecil melewati tahap trust dan mistrust yang berlangsung dari usia 0 sampai 1 tahun, anak akan masuk pada fase autonomy dan shame and doubt yang berlangsung hingga anak berusia 3 tahun. Fase ini merupakan fase pembelajaran anak untuk mandiri, mengenal rasa malu, dan ragu.
Yang harus Mams lakukan untuk membantu anak melewati fase ini dengan baik adalah mendukung kemandiriannya. Mams bisa mulai dengan mengajarkan pipis di kamar mandi, makan sendiri, hingga mulai tidur terpisah. Awalnya mungkin sedikit repot dan ada rasa tak tega Mams, tapi jika tidak diajarkan melewati fase ini, anak akan menjadi pribadi yang mudah bergantung dengan orang lain.
3. Tahapan Initiative dan Guilt (3-5 Tahun)
sumber: pixabay.com
Selanjutnya, di usia 3 hingga 5 tahun anak akan belajar tentang inisiatif dan rasa bersalah. Pada tahap ini, anak harus diajarkan terbuka menerima teguran saat ia melakukan kesalahan. Di sisi lain, Mams harus bisa memunculkan rasa bersalah pada anak, dengan begitu ia akan mulai berinisiatif menemukan solusi untuk memecahkan masalah yang ada.
Awalnya, Mams mungkin merasa tidak tega menegur si kecil, apalagi jika ia sampai merengek atau bahkan menangis. Tapi ini adalah fase yang harus dilalui anak untuk kematangan emosinya. Jika Mams tidak memberikan teguran ketika anak melakukan kesalahan, ia akan sulit menerima ketika ada orang lain yang menyalahkan dirinya di kemudian hari, tumbuh menjadi anak egois, serta kesulitan memecahkan masalah sendiri.
Mams, itulah tiga tahapan psikologi anak usia 0 hingga 5 tahun yang tidak bisa diabaikan. Terus pantau perkembangan psikologi anak, karena bukan hanya sehat badan saja yang penting, melainkan kematangan emosi serta psikologi juga sangat berpengaruh pada pembentukan karakternya. Tentunya, Mams ingin memiliki anak yang berkarakter baik dan pintar dalam sosialisasi, kan?
Bayangkan jika anak memiliki tubuh sehat dan otak cerdas, tapi kemampuan sosialisasi dan psikologisnya kurang berkembang, tentu ia juga akan kesulitan menemukan kesulitan saat berbaur di masyarakat. Akan lebih baik jika semuanya perkembangannya seimbang.
