logo

Diare pada Anak: Penyebab, dan Waktu Tepat Pergi ke Dokter

Diare pada anak merupakan masalah umum yang sering dianggap sepele. Padahal, meski penyakit biasa, diare termasuk penyakit penyumbang kematian anak yang cukup tinggi di Indonesia, lo Mams! Sekitar 25-30% anak yang mengalami diare di Indonesia berakhir pada kematian akibat lambatnya penanganan.

Diare seringkali dianggap penyakit pencernaan biasa yang bisa sembuh dengan sendirinya. Yap, diare memang bisa sembuh dengan sendirinya karena ada kekebalan tubuh, terlebih jika bayi masih menyusu pada ibunya. Tapi, jika diare disebabkan oleh masalah serius pada pencernaan, anak seringkali mogok menyusu sehingga dapat mengakibatkan dehidrasi dan malnutrisi. Dehidrasi dan malnutrisi inilah yang akhirnya dapat menyebabkan kematian pada anak.

Bahaya lain yang mungkin terjadi saat anak diare berkepanjangan adalah infeksi organ pencernaan. Hal ini terjadi jika diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Pengobatan yang paling tepat untuk diare semacam ini adalah antibiotik dengan dosis tepat, jika tidak infeksi bisa bertambah parah dan menyebabkan kerusakan sistem pencernaan permanen.

Penyebab Diare pada Anak

sumber: pixabay.com

Diare pada anak sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus. Jika kekebalan tubuh anak kuat, infeksi akan sembuh dengan sendirinya. Namun, anak tetap harus dipantau agar terhindar dari dehidrasi akibat terlalu banyak mengeluarkan cairan.

Selain virus, diare pada anak juga bisa disebabkan oleh hal lain, seperti terlalu banyak mengkonsumsi serat, intoleransi susu sapi, efek samping obat, masuk angin, alergi, dan keracunan makanan.

Ciri Diare pada Anak

sumber: freepik.com

Diare pada anak ditandai dengan feses yang lebih encer dari biasanya. Namun, Mams harus sangat jeli jika diare terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan, karena umumnya feses bayi memang masih bertekstur encer, terutama pada bayi yang masih asi eksklusif.

Bayi di bawah 4 bulan bisa dikategorikan diare jika BAB lebih dari 5 kali dalam sehari. Namun, untuk usia yang lebih tua, bayi dianggap diare ringan jika BAB 2 hingga 5 kali sekali dengan tekstur encer. Ingat ya Mams, tekstur encer yang dimaksud adalah encer tanpa ampas atau hanya sedikit ampas dan didominasi oleh cairan. Sementara pada anak berusia lebih dari 6 bulan, diare bisa ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tekstur encer. 

Penanganan Diare pada Anak

sumber: shutterstock.com

Penanganan diare paling tepat pada anak adalah dengan menjaga tubuhnya tetap terhidrasi. Jika terjadi pada bayi yang masih menyusu, Mams harus memberikan ASI lebih sering. Selain itu, berikan cairan tambahan berupa oralit yang bisa Mams beli di apotek atau bisa juga membuatnya sendiri dari larutan gula dan garam.

Memberikan minuman dan juga oralit pada anak saat diare mungkin juga akan sedikit menguras kesabaran, Mams! Pasalnya, diare sering disertai dengan mual, muntah, serta rasa tidak nyaman di perut sehingga anak akan lebih sedikit makan dan minum. Namun, tetap jangan menyerah, ya Mams! Terus berikan anak minuman dan makanan dalam porsi sedikit, tapi lebih sering dari biasanya.

Jika diare disertai dengan kembung, Mams juga bisa mencoba menggunakan minyak yang bersifat hangat pada perut, punggung, telapak kaki, dan bagian lain yang dirasa diperlukan. Jangan lupa pula dengan kompres air hangat jika diare disertai dengan demam.

Kapan Waktu Tepat ke Dokter?

sumber: pexels.com

Lalu, kapan diare perlu penanganan dokter? Mams harus segera pergi ke IGD jika menemukan gejala dehidrasi pada anak, seperti:

  • Mata cekung
  • Kulit terlihat lebih kering dari biasanya
  • Bibir kering
  • Anak lemas

Selain itu, Mams juga perlu memperhatikan tanda diare sudah gawat, seperti:

  • Tidak mau makan dan minum sama sekali
  • Diare tidak mereda dalam waktu 24 jam
  • Disertai muntah terus menerus
  • Terdapat lendir atau darah pada tinja
  • Demam tinggi (bisa jadi tanda infeksi)
  • Anak rewel dan nampak kesakitan

Dokter nantinya akan memasang infus untuk menambah elektrolit anak dan mencegahnya terkena dehidrasi. Selain itu, dokter akan meresepkan obat anti diare sambil memeriksa penyebab pasti. Jika ditemukan tanda yang megarah ke infeksi, dokter mungkin akan menyarankan pemerikaan tambahan, seperti lab darah, pemeriksaan pankreas, dan rontgen organ pencernaan. 

share

Kategori
Baca juga
image

Kiat dan Strategi Melatih Keterampilan Komunikasi Anak Sejak Dini

Halo Mams, sudahkah Mams tahu bahwa melatih keterampilan komunikasi anak sejak dini sangat penting? Memiliki…
image

Pencernaan Sehat Dukung Akal Cerdas Anak: Kunci Tumbuh Kembang Optimal

Tumbuh kembang anak merupakan proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah…
Tentang kami

Happymams.id adalah platform komunitas mams yang memberi info seputar parenting, lifehack, dan pengelolaan keuangan rumah tangga.

Ikuti Kami

© 2022 Happymams.id All rights reserved.