Berinvestasi dianggap sebagai pilihan tepat untuk mengembangkan nilai kekayaan yang dimiliki. Melalui investasi, nilai kepemilikan akan suatu aset diharapkan bisa bertambah sewaktu-waktu, sehingga lebih menguntungkan dibandingkan menyimpan dalam bentuk uang.
Investasi dapat dilakukan dengan membeli barang berharga dengan nilai yang bertambah setiap tahunnya, seperti tanah dan perhiasan. Namun, investasi juga bisa dilakukan melalui bantuan pihak ketiga, yaitu dengan sistem penanaman modal dan bagi hasil.
Saat Mams memilih pihak ketiga untuk membantu melakukan investasi, Mams berkedudukan sebagai investor yang menanamkan modal. Mams tidak perlu lagi berpikir tentang cara mengembangkan uang untuk mendapatkan keuntungan, karena Mams hanya tinggal menunggu hasil sesuai dengan kesepakatan.
Tertarik mencoba investasi dengan bantuan pihak ketiga? Eits, jangan buru-buru Mams, kenali dulu yang namanya investasi bodong alias investasi berujung penipuan. uang yang Mams setirkan sebagai modal nantinya justru akan dibawa kabur oleh pihak ketiga atau mungkin ditahan-tahan tanpa ada kejelasan.
Ciri-ciri Investasi Bodong
sumber: pixabay.com
Agar terhindar dari Investasi bodong, berikut beberapa ciri investasi bodong yang harus Mams ketahui.
1. Tidak Terdaftar di OJK
Investasi merupakan kegiatan yang melibatkan perputaran uang. Oleh karena itu, perusahaan penyedia investasi harus diawasi oleh OJK untuk memastikan perputaran yang ada di dalamnya benar-benar sesuai aturan dan tidak disalahgunakan untuk kepentingan perseorangan ataupun kelompok.
Ketika Mams ditawari investasi, jangan ragu untuk menanyakan status legalitasnya di OJK. Jika memang ada logo OJK di web investasi terkait atau orang yang menawarkan bisa menunjukkan sertifikat OJK, jangan langsung percaya ya, Mams! Ek dulu keaslian sertifikat tersebut di web resmi milik OJK, karena banyak sekali investasi bodong yang mengelabui calon investornya dengan menggunakan sertifikat OJK palsu.
2. Keuntungan yang Ditawarkan Tidak Wajar
Investasi memang menawarkan keuntungan sebagai imbal hasil perputaran uang yang diinvestasikan. Namun, jika keuntungan yang ditawarkan tidak wajar, misalnya keuntungan besar dalam waktu singkat atau keuntungan yang menggiurkan karena lebih besar dari modal investasi yang ditanam, jangan percaya, ya Mams! Cara seperti ini merupakan pancingan agar Mams mau menginvestasikan uang lebih banyak sebelum akhirnya uang tersebut dibawa lari oleh pelaku investasi bodong.
3. Ada Penarikan Minimal
Modus lain investasi bodong adalah penerapan penarikan minimal. Mams biasanya akan dipancing menginvestasikan uang dengan nominal rendah dan diiming-imingi keuntungan yang lumayan besar, tapi tidak lebih besar dari modal yang ditanam. Mulanya, Mams diperbolehkan menarik keuntungan tanpa menarik pokok modal. Nah, di penarikan kedua dan selanjutnya akan ada nilai minimal penarikan yang membuat Mams ingin menginvestasikan uang lebih banyak agar lebih cepat mencapai nilai minimal penarikan keuntungan.
Lalu, setelah Mams menginvestasikan uang lebih banyak, akan ada alasan-alasan lain, seperti gangguan saat penarikan, perubahan aturan penarikan, proses verifikasi tambahan, dan masih banyak lagi hingga akhirnya perusahaan investasi benar-benar tidak bisa diakses.
4. Boleh Berhenti Sewaktu-Waktu
Ciri lain investasi bodong adalah menawarkan kemudahan berhenti investasi. Investor diperbolehkan menghentikan investasi sewaktu-waktu dan tetap akan mendapatkan kembali pokok modal serta keuntungannya. Padahal, hal semacam ini pasti tidak benar, Mams! Investasi yang legal memiliki ketentuan jangka waktu investasi yang jelas dan tidak bisa dibatalkan sepihak.
Setelah mengetahui ciri investasi bodong, mulai sekarang lebih bijak dalam memilih tempat investasi, ya Mams! Jangan mudah tergiur dengan keuntungan, namun lupa memperhatikan resikonya. Cari tahu terlebih dahulu detail perusahan yang menyediakan akses investasi, seperti nama pemilik, sudah berapa lama berdiri, lokasi kantor, situs resmi, serta legalitasnya di OJK.
