Setiap orangtua pasti berharap anaknya memiliki perkembangan yang tepat sesuai usia. Salah satunya adalah kemampuan berjalan yang dinanti-nantikan, biasanya sejak anak berusia 10 bulan. Hal ini dikarenakan anak yang mampu berjalan di usia tersebut dianggap memiliki perkembangan yang cukup pesat.
Umumnya, anak akan mulai menunjukkan kemampuan belajar berjalan di usia 8 bulan. Di usia tersebut, si kecil akan mulai belajar berdiri dan mulai menegakkan otot kakinya Di usia inilah Mams memegang peran penting memberikan stimulasi pada anak dan memberikan perhatian ekstra untuk menghindarkan anak dari cidera.
Salah satu alat bantu berjalan untuk anak yang biasa dipakai ibu-ibu di Indonesia adalah baby walker atau biasa juga disebut apollo belajar jalan. Baby walker diharapkan dapat membuat anak lebih aman dan lebih mudah bergerak kemanapun ia mau. Namun di sisi lain, penggunaan baby walker juga menyimpan bahaya tersendiri untuk anak.
Bahaya Baby Walker Pada Anak
sumber: freepik.com
Penggunaan baby walker memang membuat anak lebih leluasa bergerak. Namun, di lain sisi mengandung bahaya yang bisa membuat anak cidera dan bahkan memiliki dampak buruk bagi perkembangannya. Adapun beberapa bahaya penggunaan baby walker yang perlu Mams waspadai, antara lain:
- Bayi kesulitan belajar menyeimbangkan tubuh karena tidak bisa melihat posisi kakinya selama menggunakan baby walker
- Bayi lebih mudah meraih benda tinggi yang mungkin berbahaya, seperti gelas di atas meja, benda tajam, dan lain sebagainya
- Gerakan bayi kurang terkontrol, sehingga bayi mungkin saja terjatuh atau tergelincir
- Bayi mungkin saja mengalami cedera otot karena tidak bisa menyeimbangkan antara langkah kaki dengan kecepatan baby walker
- Bayi kesulitan berjalan dengan posisi tegak karena terbiasa dengan posisi tubuh yang condong ke depan saat menggunakan baby walker
- Bayi akan lebih ‘malas’ melangkah, karena baby walker mengajarkan meluncur, bukan melangkah
Itulah beberapa hal yang perlu Mams pertimbangkan saat hendak memakaikan baby walker untuk si kecil. Tentunya Mams tidak ingin sikecil mengalami hal-hal di atas bukan?
Cara yang Benar Agar Anak Cepat Berjalan
sumber: freepik.com
Alasan utama penggunaan baby walker adalah karena anggapan bisa membantu anak lebih cepat belajar berjalan. Padahal, sebenarnya tidak demikian, Mams! Anak bisa cepat berjalan jika kekuatan otot kakinya distimulasi. Jadi, yang perlu Mams lakukan adalah menyediakan tempat yang luas dan aman agar anak bisa belajar berdiri dan melangkah. Mams bisa menggunakan playmate atau kasur tipis sebagai alas anak belajar jalan. Dengan demikian, anak tidak akan cedera ketika terjatuh. Selain itu, anak juga tidak akan merasa trauma berjalan karena terjatuh.
Jika Mams ingin membantu anak belajar berjalan, Mams bisa melatihnya dengan menggandeng salah satu tangan anak dan membiarkan tangan lainnya untuk berpegangan pada benda di sekitarnya. Cara ini memang lebih melelahkan dibandingkan baby walker, namun tentu saja lebih aman dan benar-benar dapat membantu melatih kemampuan berjalan anak dengan cepat.
Jika mams memang merasa butuh alat bantu, maka kursi plastik, baby activity center, atau benda lain yang bisa didorong bisa digunakan untuk membantu anak belajar berjalan. Tapi, pastikan dulu benda-benda tersebut tidak terlalu licin ketika didorong agar anak bisa mengontrol keseimbangannya dan tidak mudah tergelincir.
Satu lagi Mams, setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Ada anak yang memang cepat berjalan, tapi ada pula yang lebih lambat. Jadi, jika anak belum siap berjalan, sebaiknya jangan paksakan anak belajar jalan untuk menghindari cedera pada otot kakinya.
